Tuesday, January 24, 2017

INFO PENTING !!! Jangan Biarkan Anak Anda Dicium Sembarang Orang, Ini Bahayanya !!!


ResepsehatdariBunda - Jika seorang ibu melahirkan bayi, rumahnya pasti sering dikunjungi keluarga atau sahabat untuk mengucapkan selamat atau sekedar melihat buah hati anda. Selain dapat berinteraksi dengan bayi yang lucu, aroma tubuh bayi pun dianggap amat menenangkan bagi sebagian orang. Tidak jarang, bayi akan menjadi sasaran untuk dicium oleh banyak orang.

Akan tetapi orang tua sebaiknya berpikir ulang untuk membiarkan orang lain selain ibu, suami, atau anak yang lebih tua mencium bayi apalagi jika masih berusia di bawah 3 bulan karena virus dari orang dewasa dengan mudah berpindah ke bayi.


Claire Henderson, seorang ibu muda daru Doncaster, Inggris, mengunggah sebuah foto yang mengejutkan!

Foto tersebut menampilkan Brooke, buah hati Henderson yang menunjukkan tanda-tanda demam akibat herpes oral yang dialaminya. Parahnya, penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut dapat berakibat fatal pada bayi. Henderson mengungkapkan, penyakit yang diderita Brooke tersebut disebabkan lantaran sang bayi sering dicium oleh orang asing.

“Demam dapat berakibat fatal pada bayi. Sebelum berusia tiga bulan, bayi tidak bisa melawan virus herpes. Jika bayi tertular penyakit ini, maka akan terjadi kerusakan hati dan otak, yang bisa berujung kematian. Saya menyadari tanda-tandanya dan bergegas membawanya ke dokter, sekarang kami sudah tiga hari di rumah sakit hingga dua hari ke depan,” tulis Henderson.


Menurut Henderson, Brooke beruntung karena semua uji medis yang dilakukan menunjukkan hal baik. Henderson menegaskan dalam tulisannya adalah penting bagi orangtua untuk tidak membiarkan orang lain mencium bayi Anda sendiri, meski orang yang mencium tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit.

Inilah 4 Bahaya Bila Bayi Dicium Orang Asing:

1. Virus Herpes Simpleks (HSV) Tipe 1
Biasanya seseorang mengalami herpes pertama kalinya pada masa kanak-kanak. HSV tipe 1 ini umumnya menular melalui kontak dengan kulit orang lain yang menderita penyakit tersebut, misalnya setelah dicium oleh kerabat yang sudah terkena herpes. Perlu diingat bahwa virus ini sangat menular, terutama melalui air ludah penderita herpes. Oleh karena itu, Bunda dianjurkan untuk jangan membiarkan bayi sembarang dicium. Apalagi, seseorang yang memiliki virus herpes bisa juga tidak memiliki luka khas herpes yang kasat mata.
HSV menyebabkan luka atau lecet seperti melepuh. HSV tipe 1 kebanyakan menyerang area wajah, berbeda dengan HSV tipe 2 yang biasanya menyerang area genital dan didapat dari hubungan seksual. Bahayanya, virus herpes juga dapat menyerang otak dan selaput otak sehingga bisa menyebabkan ensefalitis dan meningitis. Terlebih lagi, HSV yang menyerang bayi baru lahir bisa menyebabkan infeksi parah, termasuk pada mata dan kulitnya, paru-paru, hati, serta otak. Infeksi herpes yang serius pada bayi baru lahir ataupun pada otak membutuhkan penanganan medis yang intensif di rumah sakit.

Sekali bayimu terinfeksi virus herpes, maka virus akan berdiam di dalam tubuhnya, sehingga ada kemungkinan herpes kambuh di kemudian hari. Namun pada sebagian orang, virus yang telah masuk ke tubuh bisa tidak menimbulkan efek kambuh lagi.

Periksakan bayimu ke dokter bila dia mengalami gejala herpes, seperti gusi membengkak dan mulutnya terasa sakit. Setelah beberapa hari mungkin akan terlihat lepuhan-lepuhan kecil di dekat bibirnya yang dapat berubah menjadi luka dangkal. Gejala ini juga mungkin diiringi demam dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Setelah itu, luka-luka tadi akan mengering menjadi kerak (krusta) lalu kemudian menghilang.

Kemungkinan bayimu juga bisa mengalami herpes di dalam mulutnya, pada gusinya, di sisi dalam pipi, langit-langit mulut, atau di permukaan lidahnya.

2. Kissing Disease (Mononukleosis)
Infeksi mononukleosis atau disingkat ‘mono’ umumnya disebut kissing disease. Disebut demikian karena virus ditularkan melalui air liur, seperti ketika dicium, batuk atau bersin, maupun menggunakan peralatan makan atau minum yang sama dengan orang yang terinfeksi mono. Namun, penyebaran virus mono ini tidak secepat penularan pilek. Kebanyakan jenis virus penyebab penyakit ini adalah virus Epstein-Barr.
Pada anak-anak, tanda dan gejala kissing disease sering kali tidak mudah dikenali karena cenderung menyerupai gejala-gejala infeksi pada umumnya. Gejalanya antara lain seperti:

- Demam
- Sakit kepala
- Ruam kulit
- Radang tenggorokan
- Kelelahan
- Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan ketiak
- Amandel membengkak

Jangan abaikan infeksi mono karena dapat menyebabkan komplikasi, seperti pembesaran organ limpa. Bila mengalami gejala di atas, lakukan penanganan secepatnya. Penanganan yang dimaksud adalah dengan mencukupi kebutuhan cairan dan istirahat cukup, mengonsumsi asupan nutrisi yang ideal, serta periksakan anak ke dokter.

3. Sariawan oleh jamur kandida (thrush)
Walaupun jamur kandida yang dapat menyebabkan sariawan pada mulut tidak menyebar secepat flu atau pilek, namun tetap bisa menular pada beberapa kondisi. Misalnya, sariawan di mulut dapat menular melalui ciuman. Namun, hal itu tergantung pada daya tahan tubuh seseorang. Sebagai langkah pengamanan, lebih baik hindari bayimu dicium oleh seseorang yang sedang sariawan oleh karena terinfeksi jamur kandida. Selain itu, orang tua dan orang terdekat bayi perlu memelihara kebersihan mulut dan gigi, serta periksakan kesehatan mulut ke dokter gigi secara rutin.

4. Meningitis Bakteri
Meningitis yang diakibatkan oleh infeksi bakteri atau disebut meningitis bakteri merupakan kondisi serius dan bisa mengakibatkan kematian setelah beberapa jam terinfeksi. Sebagian besar orang dengan meningitis bakteri dapat pulih, namun berisiko meninggalkan kecacatan permanen, misalnya kehilangan fungsi pendengaran, ketidakmampuan belajar, maupun kerusakan otak.
Bayi memiliki peningkatan risiko terkena meningitis bakteri dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Bakteri yang dapat menyebabkan meningitis pada bayi adalah streptokokus grup B, Streptococcus pneumoniae, dan Neisseria meningitidis.

Kuman penyebab meningitis bakteri menyebar dari orang ke orang. Beberapa bakteri dapat menyebar melalui saliva atau air ludah, berdekatan dengan seseorang yang memiliki kuman penyebab meningitis bakteri kemudian terpapar oleh batuk penderita atau penderita mencium bayi. Kuman juga bisa menyebar melalui kontak dengan orang-orang yang tinggal serumah dengan bayi.

Gejala-gejala meningitis pada bayi bisa terlihat jelas, mulai dari bayi yang tidak aktif bergerak atau berinteraksi, muntah atau tidak mau makan, serta mudah marah atau menangis. Dokter juga mungkin melihat titik lunak di kepala bayi atau refleks abnormal. Bila kamu melihat bayimu menunjukkan tanda-tanda kepada meningitis, segera periksakan ke dokter.

Lindungilah bayi yang tidak berdaya dengan menjaga kebersihan dan kesehatannya. Pastikan Bunda maupun orang lainnya sudah mencuci tangan hingga bersih sebelum memegang dan menggendong bayi, upayakan selalu membawa pembersih tangan (hand sanitizer) di mana pun Bunda berada, serta ikuti jadwal vaksinasi untuk bayi. Selain itu, jangan sungkan untuk membatasi kontak orang lain dengan bayi tercinta, terutama jangan biarkan mereka mencium wajah bayi. Bila mereka benar-benar ingin mencium, area tubuh bayi yang diizinkan untuk dicium adalah kakinya.

Tolong sebarkan artikel ini pada seluruhnya temanmu.

No comments:

Post a Comment